Tempat tidur pasien. Foto credit https://www.istockphoto.com
Pak Rusli guru karier yang yang memuncak di Madrasah Pembangunan (MP). Guru ekonomi ini pernah menjadi Kepala MTs, Kepala UPT Perpustakaan, dan Wakil Direktur pada periode Pak Dr. Ahmad sofyan, MA. Tentu, menjadi Wali Kelas pastilah ia lewati juga di MP.
Gaya bicaranya kadang ceplas-ceplos. Asyik diajak dan mengajak bercanda. Meski dalam beberapa sisi Pak Rusli tegas sekali, tapi ia tidak kehilangan sense of humor-nya. Sisi kritisnya juga kuat, menandakan ia orang yang suka berpikir dan mampu menyampaikan gagasan pemikirannya di ranah publik warga MP.
Ia juga literat, sebab banyak bersinggungan dengan dunia literasi perbukuan dan jurnalisme di MP. Menurut cerita Pak Dani, Pak Rusli termasuk yang menyemai dan membesarkan Al Ashri, majalah madrasah yang sempat ia perkenalkan ke seluruh Indonesia melalui pintu Departemen Agama bersama Pak Dani.
Di sinilah kesan pribadi saya melekat pada sosoknya di samping kumis dan senyumnya yang khas itu. Bahkan harus saya akui, karier menulis saya dimulai dari Pak Rusli saat dahulu diajak terlibat projek menulis buku Alquran Hadits untuk kelas 9. Saya lupa itu tahun berapa.
Dapat uang jutaan untuk penulis pemula waktu itu sesuatu banget. Tentu, pengalaman menulis pada kali pertama itu, dapat uang, dan buku diterbitkan meskipun dengan kontrak "Jual putus" itu mewah sekali. Memang, menikmati royaltinya hanya sekali, tapi royalti pengalamannya tetap saya nikmati sampai hari ini. Dan, ini yang mahal, tak cukup berapa pun harga untuk dikonversi.
Kalau boleh, saya mengadu, Pak. Di sini, bukan tadi saat menjengukmu tergolek lemah di bangsal rumah sakit karena saya tak sanggup berucap banyak. Saya ingin katakan, bahwa pengalaman menulis saya yang Pak Rusli semai, masih saya hidupsuburkan. Jemari saya belum berhenti menulis, menulis apa saja yang sekira saya bisa meghibur hati saya di kala penat. Syukur-syukur bila tulisan saya bisa membuat orang bahagia karena terhibur. Hilang pula penat mereka walau sesaat. Tentu, saya jadi bahagia karena tulisan saya jadi obat dan membahagiakan orang.|
HARI ini saat menjenguk, rasa hati tertusuk. Ustadz Mardi yang mengabari keadaannya usai Jum'atan sebelum menjenguk, hati sudah lebih dahulu tertusuk. Tusukan itu mengurai titik embun di pelupuk saat saya menyapa dan memberinya semangat. Sisanya hanya doa-doa lirih semoga ia segera pulih.
Perasaan saya tak nyaman menggambarkan keadaan detail Pak Rusli di sini. Biarlah itu akan jadi milik saya pribadi yang terus memantik doa- doa kebaikan untuknya sampai ia benar benar pulih dan kami bisa bercanda lagi.
Hanya saja, menyeruak juga rona bahagia dari wajah kami di antara masygul yang bergumul-gumul. Pak Rusli masih menyisakan ruang canda yang membuat saya, Pak Sandy, dan Pak Rudi tertawa lebar. Sense of humor-nya masih segar bugar. Ia tersenyum lebar, senyum khas miliknya di kala ia masih sehat. Semoga ini pertanda baik Pak Rusli akan kembali sehat seperti sedia kala. Aamiin.|
"Pak Abdul harus sehat terus, ya. Enggak enak di sini."
Dada rasanya tersedak mendengar pesan Pak Rusli ini. Meski disampaikan dengan suara yang nyaris tenggelam di dasar tenggorokannya karena sakit yang ia tahan, tapi pesan itu jelas di permukaan telinga saya. Hanya sanggup mengangguk sambil menggenggam erat tangannya yang terbelit selang.
Pikiran pun mengembara ke mana-mana sampai ke ujung insaf, bahwa manusia, siapa pun dia, tidak selamanya sehat. Manusia tidak selamanya bersuka cita dengan tubuh yang bugar, pikiran yang bahagia, dan jiwa yang segar. Adakalanya, satu waktu, fisik dan jiwa manusia layu karena penyakit.
Sebaliknya, yang sakit biarlah mengeluh sejenak. Itu manusiawi. Sebab, ada masanya jiwa dan raganya akan kembali sehat, seperti bunga yang baru mekar disiram embun pagi yang segar. Maka, tugas yang sehat menjenguknya, mendoakan, dan menghiburnya memerankan embun pagi yang segar itu di samping bangsal hospital.
Bagi jiwa yang melimpah iman, sehat atau sakit sama-sama ujian. Di antara keduanya ada celah menganga yang harus diisi sabar di sana. Orang beriman tidak akan membiarkan celah itu kosong, sebab akan ditempati lupa diri dan putus asa. Akan tetapi, dengan sabar, penyakit menjadi keajaiban, semuanya adalah kebaikan.
Dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya." (HR. Muslim)
Lekas sembuh, Pak. Doa kami semua untuk kesembuhan Pak Rusli, doa untuk sahabat literat.
Cirendeu, Pangkalan nyuci motor. Jumat 17 Maret 2023.
0 Comments
Posting Komentar