SORE INI, Ahad 12 Maret 2023 aku bertemu dengan "Si Cantik" berwajah pink, di sebuah resto di Kota Gudeg. Sungguh beruntung bertemu dengannya di saat yang tepat meski berpisah sore ini juga karena esok pagi aku sudah harus kembali ke Jakarta.
Namanya juga cantik; Cayratia Mollisima. Sekali lagi, Cayratia memang cantik hingga aku terpesona. Saat kali pertama bertemu itu, ingin kujawil saja tubuhnya yang pink itu. Atau Kucium lembut wajahnya yang bulat atau kecup kelopak matanya saja yang jeli.Akan tetapi, betapa aku terkejut. Ternyata, Cayratia tak secantik fisiknya. Aku pikir, cantik fisiknya yang pink itu, cantik juga buah cintanya. Nyatanya tidak. Saat aku mencari tahu pada pelayan resto yang sudah mengenal Cayratia sangat dekat beberapa saat setelah aku selesai makan malam, Cayratia ternyata "gatelan". Aku langsung menjulukinya "Si Cantik Yang Gatal". Aku kecewa.|
CAYRATIA berasal dari Singapura. Namun, ia kerap hadir di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Filipina. Reputasinya sebagai "Si Cantik Yang Gatal" seperti julukan dariku rupanya ia memang suka melanglang buana.
Begitulah dia, The Bush Grape, alias si anggur semak. Dia tumbuh di pekarangan depan resto Pring****, tempat aku makan malam yang sudah aku singgung. Saat itu, dia sedang berbuah lebat, ranum, dan masak.
Akan tetapi, seranum dan semasak lazimnya jenis buah, si anggur semak tak bisa dicicip, apalagi dimakan seperti kita menikmati anggur yang lezat. Bila kita memaksa juga memakannya karena terpesona dengan tampilan fisiknya itu, maka siap-siap saja merasakan gatal di seluruh area mulut dan tenggorokan. Itu karena Cayratia menyimpan racun (kalsium oksalat ) yang tinggi.
Pernah ada tamu resto mendapati Cayratia sedang ranum. Sang tamu langsung memetik dan menikmatinya, tidak minta izin sekadar basa-basi kepada pemilik atau pelayan resto. Maka, drama dimulai. Tamu itu keracunan. Mulut dan tenggorokannya terasa gatal tanpa bisa dia garuk. Sejak itu, pemilik resto menggantung maklumat "Buah Ini Tidak Bisa Dimakan".|
Cayratia Mollisima, Si Anggur Semak. Foto Credit: Abdul
SEBENARNYA, Cayratia bukan buah yang tidak bisa dimakan. Dia bisa dimakan, hanya saja, mulut dan tenggorokan tidak bisa beradaptasi dengan efek racunnya yang kuat. Karena itu, meskipun dia sejenis anggur, tapi dia bukan anggur yang ramah seperi Pinot Noir, Concord, Moon Drops, atau berbagai jenis anggur yang lain yang sedap di mulut dan tenggorokan.
Kodrat Cayratia memang hanya sebatas dipandang. Disentuh masih boleh, asalkan dia jangan dilumat lidah, sebab mulut dan tenggorokan akan menanggung sengsara.
Allah memang menciptakan buah sesuai kodratnya masing-masing. Ada yang hanya cukup sampai di pandangan mata sebagai hiasan, ada buah yang ditakdirkan untuk kelezatan cita rasa pengecap di ujung lidah agar berfungsi ia menerjemahkan manis, kecut, pahit, atau tawar yang segar. Tugas manusia hanya sebatas mematuhi batas-batas kodrati buah, tidak lebih. Walaupun satu saat, dengan akalnya, manusia bisa saja menghadirkan penawar racun Cayratia yang "kegatelan" itu.|
CAYRATIA Mollisima di resto itu sedang berbuah lebat dan ranum. Siapa saja yang melihatnya pasti jatuh hati, seperti aku yang klepek-klepek. Akan tetapi, ia bukan menawarkan ranum yang sedap. Ia laibun wa lahwun saja. Ia bagian dari perumpamaan dunia yang disebut Alquran sebagai "kesenangan yang menipu".
Namun begitu, Cayratia masih menampilkan sisi baik di samping fisiknya yang memesona, yaitu ibrah. Ibrahnya sangat pas untuk kolega-kolega saya semisal Pak Eko, Alvian, Wiko, Fauzan, atau Widi yang ganteng-ganteng itu.
Dengarlah nasihat seniormu yang juga lumayan ganteng ini wahai Pak Eko dan sedulur-sedulurnya. Jangan memilih seperti Cayratia, si anggur semak yang cantik, tapi beracun. Pilihlah yang cantik seperti anggur Pinot Noir, Concord, atau Moon Drops yang manis dan aman. Tidak usahlah jauh-jauh melempar pandangan mencari-cari. Mereka dekat sekali dari meja kerjamu. Eaaaaaaa!
Gudlak!
Kodrat Cayratia memang hanya sebatas dipandang. Disentuh masih boleh, asalkan dia jangan dilumat lidah, sebab mulut dan tenggorokan akan menanggung sengsara.
Allah memang menciptakan buah sesuai kodratnya masing-masing. Ada yang hanya cukup sampai di pandangan mata sebagai hiasan, ada buah yang ditakdirkan untuk kelezatan cita rasa pengecap di ujung lidah agar berfungsi ia menerjemahkan manis, kecut, pahit, atau tawar yang segar. Tugas manusia hanya sebatas mematuhi batas-batas kodrati buah, tidak lebih. Walaupun satu saat, dengan akalnya, manusia bisa saja menghadirkan penawar racun Cayratia yang "kegatelan" itu.|
CAYRATIA Mollisima di resto itu sedang berbuah lebat dan ranum. Siapa saja yang melihatnya pasti jatuh hati, seperti aku yang klepek-klepek. Akan tetapi, ia bukan menawarkan ranum yang sedap. Ia laibun wa lahwun saja. Ia bagian dari perumpamaan dunia yang disebut Alquran sebagai "kesenangan yang menipu".
Namun begitu, Cayratia masih menampilkan sisi baik di samping fisiknya yang memesona, yaitu ibrah. Ibrahnya sangat pas untuk kolega-kolega saya semisal Pak Eko, Alvian, Wiko, Fauzan, atau Widi yang ganteng-ganteng itu.
Dengarlah nasihat seniormu yang juga lumayan ganteng ini wahai Pak Eko dan sedulur-sedulurnya. Jangan memilih seperti Cayratia, si anggur semak yang cantik, tapi beracun. Pilihlah yang cantik seperti anggur Pinot Noir, Concord, atau Moon Drops yang manis dan aman. Tidak usahlah jauh-jauh melempar pandangan mencari-cari. Mereka dekat sekali dari meja kerjamu. Eaaaaaaa!
Gudlak!
Malioboro, malam Senin yang bersahaja, 12 Maret 2023.
0 Comments
Posting Komentar