Langsung ke konten utama

Senja di Stasiun Gambir

Sebelum berpisah. Foto credit, Abdul.
Mas, lebih baik, kita yang menunggu.
Segera kami berangkat setelah Asar. Putri kecil kami; Miray Hagia Sophia kami bawa serta. Saya ingin mengenalkannya pada nilai persahabatan meskipun Miray belum mengerti apa-apa selain kegembiraannya naik kereta.

Kami bersyukur, 17.10 WIB kami sampai di Gambir. Betul kata istri saya, lebih baik kami yang menunggu. Maka, Ahad sore itu, bertiga menghabiskan senja sampai kabar sahabat saya sudah berada di ruang tunggu kedatangan.|

Helen Keller (1880-1968) menyebut persahabatan itu seperti cahaya. Berjalan dengan seorang sahabat di kegelapan lebih baik daripada berjalan sendirian dalam terang,“Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light," begitu kata penulis, aktivis politik, dan dosen Amerika yang gigih mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli ini.

Orang banyak pasti akan lebih memahami setelah membaca kisah hidup Helen Keller tentang apa yang dimaksudnya dengan cahaya dan persahabatan di atas. Pemenang dari Honorary University Degrees Women's Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, dan The Lions Humanitarian Award memang sosok yang membutuhkan cahaya dan suara setelah mengalami buta dan tuli setelah penyakit menderanya di usia 19 bulan.

The Miracle Worker, film yang diangkat dari kisah Hellen Keller dan gurunya Annie Sullivan yang setengah buta mendapat dua piala Oscar. Saya menduga, Sullivan lah guru sekaligus sahabat Hellen Keller yang disebutnya sebagai “Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light" itu.

The Miracle Worker seperti mengajarkan kehidupan lewat film tentang arti seorang guru dan seorang sahabat. Anne Sullivan adalah guru dan sahabat yang menggerakkan, sosok yang menjadikan gadis buta dan tuli menemukan kehidupannya.

Membayangkan daya gerak dari seorang guru dan sahabat seperti Anne Sullivan itu mencengangkan. Di bawah asuhannya, Keller menjadi penulis dari total 12 buku dan beberapa artikel.

Pada usia 11 tahun, di bawah sentuhan Anne Sullivan, Keller menulis bukunya yang pertama; The King Frost. Pada usia 22, Keller menerbitkan autobiografinya, The Story of My Life. Pada usia 27, Keller menulis The World I Live In yang memberikan pembaca wawasan bagaimana perasaannya tentang dunia. Out of the Dark, serangkaian esai tentang sosialisme, diterbitkan Keller di usianya yang ke-37. Menginjak usia yang ke-51, Keller menerbitkan Autobiografi spiritualnya, My Religion. Autobiografi Keler ini diterbitkan kembali sebagai Light in My Darkness.|

Persahabatan yang baik itu tidak lekang oleh waktu, tidak lapuk oleh usia. Ada juga yang berkata, bahwa persahabatan itu mahal, semahal ketulusan budi yang tidak dijual seperti permata di toko-toko berlian. Tentu, persahabatan yang demikian ini persahabatan yang genuine.

Persahabatan genuine itu menggerakkan. Ia menggerakkan kaki untuk melangkah mendekat, menggerakkan lidah untuk berucap yang mengikat, dan menggerakkan pikiran untuk sekadar mengenang masa lalu. Bahkan, persahabatan mampu menggerakkan hati untuk melabuhkan doa-doa kebaikan sebab ia terpisah jarak ruang dan waktu.|

Setiap sahabat akan merasa bahwa usia masing-masing sudah merambat naik, terus naik mendekati uzur. Saya, Kang Sahidup, dan Mas Amron menyadarinya kemarin di meja makan di stasiun Gambir. Kami bertiga sudah merasa tua. 

Tapi, ada yang tidak berubah sejak 31 tahun yang lalu. Senyum Kang Sahidup masih seperti dulu. Matanya menyipit bila tertawa kecil. Wajah Mas Amron masih seperti dulu juga. Ada bias cahaya seperti "nur" yang menempel di kulitnya. Kemarin, saya lihat cahaya wajah Mas Amron makin merona saja. Ini pertanda istrinya pandai merawat suami.

Saya percaya, sahabat-sahabat kami yang lain –karena keterbatasan ruang dan waktu tidak bisa bergabung– mesti merasakan hal yang sama. Maka, alangkah indahnya persahabatan itu terpelihara di saat usia kami semua merambat naik mendekati usia ideal rata-rata umat Nabi Muhammad SAW di angka 60-an.

Persahabatan saya dengan Kang Sahidup dan semuanya yang dahulu bersama di bangku kuliah diploma memang tidak sehebat persahabat Helen Keller dan Anne Sullivan yang fana. Tapi, ketulusan dan kehangatan persahabatan kami tetap bermakna di dunia yang fana sampai ke akhirat yang baqa’.|

Bila batu-batu saja bertasbih memuji Allah, dahan dan pohon juga bertasbih, bahkan ikan-ikan di lautan juga bertasbih mengiringi kebaikan setiap orang-orang yang beriman. Maka, saya percaya semesta pun bertasbih untuk kebaikan sahabat saya yang akan menjalani operasi pada Selasa, 10 September 2024 esok.

Seperti kopi, kita menginginkan rasa yang lebih kental dan lebih kuat untuk menghangatkan tubuh saat cuaca dingin. Begitu juga persahabatan, ia lebih terasa kental dan kuat di saat sahabat kita membutuhkan selimut untuk memulihkan kesehatannya.

Ya Allah, mudahkanlah. Biarkan takdir-Mu selalu membuat kami tersenyum bahagia bersama. Aamiin.|

Senin, 09 September 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Three Cycles of Certainty

Peserta Kuliah Manajemen Kematian Komplek Griya Sasmita, Serua, Depok berpose dengan narasumber. Foto credit, Mas Mono. BISA jadi, teori kecerdasan ganda Howard Gardner dikagumi dalam kesadaran hidup. Gardner telah mengidentifikasi delapan kecerdasan: linguistik, logis-matematis, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik . Gardner juga mempertimbangkan dua kecerdasan tambahan, eksistensial dan pedagogis . Teori Gardner banyak dibincangkan dan dipasangkan dalam teori belajar. Teori ini dianggap akademisi dan praktisi pendidikan sangat relevan dengan asumsi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi kecerdasan berbeda tiap individu. Kecerdasan-kecerdasan di atas –sering disebut dengan multiple intelligences – di bangku sekolah dipandang penting untuk mengembangkan kecakapan hidup setiap peserta didik. Aplikasi dari teori ini berupa rancangan proses pembelajaran yang bisa menjangkau pengembangan kecerdasan paling dominan yang dimiliki peserta didik di

Naskah Pentigraf MTs Pembangunan 2023 yang Lolos Seleksi

MTs Pembangunan kembali menggelar event menulis. Dimulai dari rangkaian kegiatan Field Trip, kemudian dilanjutkan dengan event menulis Pentigraf. Tim Editor yang bekerja sejak akhir Oktober 2023, telah menyelesaikan 100 % proses naskah seleksi dan editing. Pengumuman hasil seleksi telah dimuat di situs ini secara berkala setiap Sabtu, dimulai Sabtu, 09 Desember 2023 sampai dengan Sabtu, 23 Desember 2023. Hari ini, Sabtu, 23 Desember 2023 adalah pengumuman tahap terakhir naskah yang lolos seleksi. Kepada para penulis yang naskahnya belum lolos seleksi, tetap semangat menulis untuk mengikuti event-event menulis berikutnya, Keputusan Tim editor bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Selamat kepada penulis yang naskahnya sudah dinyatakan lolos TIM Editor berikut ini: Akbar Diawur. Judul pentigraf "Kehidupan di Masa Depan". Athaya Juneeta. Judul Pentigraf "Warisan Nenek" . Binar Bening Embun. Judul Pentigraf "Mukidi". M. Akhtar Ziyad. Judul Pentigraf &

"MISTERI" DI BALIK "TARAWIH TERAKHIR"

Draft "Tarawih Terakhir" Kita harus mulai berpikir seperti sungai jika ingin meninggalkan warisan keindahan dan kehidupan untuk generasi mendatang." – David Brower. INI sepenggal kisah. Kisah tentang para pemburu pasir Ciliwung dalam draft buku “Tarawih Terakhir”. Semula, rencana buku ini akan diluncurkan pada 18 November 2021 saat 95 % buku sudah siap pada Agustus 2021. 18 November adalah “waktu keramat”, tepat saat Milad Muhammadiyah ke-109. Bagi warga persyarikatan, Milad itu seperti saatnya berjumpa kekasih. Senang, bahagia, dan semringah jadi satu. Akan tetapi, karena kendala teknis, momentum Milad akhirnya tidak bisa direngkuh. Ia berlalu. Rasanya, seperti ditinggalkan sang kekasih tercinta yang pergi tanpa pesan. Mengapa Milad? Ya, karena buku ini punya benang merah yang kuat dengan persyarikatan Muhammadiyah Ranting Pulo. Rekaman para pejuang penggali pasir Ciliwung untuk membangun masjid yang dulunya Langgar Pak Tua Naen. Masjid yang kelak dibangun mereka susah